GEBRAKAN PERUBAHAN KETUA DPRD GRESIK - Politik Aksi ala Gus Yani - Gresix.com - Info Terkini Seputar Gresik

Minggu, 26 April 2020

GEBRAKAN PERUBAHAN KETUA DPRD GRESIK - Politik Aksi ala Gus Yani

GEBRAKAN PERUBAHAN KETUA DPRD GRESIK - Politik Aksi ala Gus Yani

Oleh Faiz Abdalla

"Action Yes, Acting No." Kurang-lebih, kalimat itulah yang bisa mendeskripsikan prinsip leadership Gus Yani, Ketua DPRD Kab Gresik. Bagaimana tidak. Sejak dilantik, ia tak henti-henti menorehkan gebrakan. 

Hingga, DPRD yang semula dikesan pasif, lembaga komplementer, atau sekedar stempel eksekutif. Perlahan, kesan itu mulai ia kikis dikomandoinya.

"DPRD harus punya power. Punya bargaining position," kata Gus Yani yakin. 

Sebut saja mulai soal GU. Urusan yang seolah tanpa titik. Selalu koma untuk memenuhi harapan banyak orang, agar berbenah, evaluasi manajemen, dan lainnya. Selalu gagal. Mentok! 

Ketika DPRD baru dilantik. Ultras pun mengambil momentum. Wajah DPRD yang baru, diharap Ultras ada sedikit harapan. Untuk melanjutkan perjuangan yang pernah terganjal. 

Akhirnya, pada tanggal 3 Oktober atau 10 hari setelah Gus Yani dilantik jadi Ketua DPRD, massa Ultras Gresik pun menggeruduk ke kantor DPRD. 

Dan benar. Harapan untuk mengembalikan GU ke pangkuan masyarakat, berakhir di DPRD. Demo kedua Ultras pada 9 Oktober berujung prosesi sujud syukur dan tangis haru di depan kantor DPRD. 

Meski baru de facto, tapi Gresik United yang baru melakoni satu laga tandang Liga 3 itu sudah dikelolah manajemen baru yang ditunjuk sementara. 

Sampai, tanggal 10 Februari lalu, peralihan itu tuntas secara de jure. Gresik United resmi berpindah tangan ke PT GUS. Terhitung, tak lebih dari 5 bulan waktu bagi Gus Yani menuntaskan tuntutan Ultras Gresik perihal peralihan GU menjadi milik masyarakat kembali. 

Bagi Ultras, mungkin waktu itu terbilang mundur. Karena merujuk hasil notulensi rapat tanggal 9 Oktober. Saat itu Gus Yani memang menjanjikan dalam hitungan hari untuk tuntasnya legalitas. 

Namun bila linimasa itu ditarik ke belakang lagi. Durasi 5 bulan tentu pendek. Mengingat, sejak 2017 tuntutan reformasi manajemen klub sudah digelorakan. Namun selalu gagal. Hingga, dari Liga 1, GU terjun ke Liga 3.

Nyatanya, 'merebut' GU memang kerjaan yang ribet dan mbulet! Penuh drama dan proses tawar-menawar nan panjang. 

Selesai urusan GU, mari ke urusan lain. 

Di masa-masa pertama jadi Ketua DPRD. Berjilid-jilid digelar demo mahasiswa. Soal UU KPK lah, UU Agraria lah, sampai soal RKUHP yang jadi bully-an. Semua ditemui dan diterima baik oleh Gus Yani. 

Gus Yani bahkan berani berdiri di atas mobil mimbar yang dibawa demonstran. "Salam mahasiswa. Hidup mahasiwa!" pekik Gus Yani di hadapan demonstran. Hal yang, katanya, tidak pernah jadi pemandangan sebelum-sebelumnya. 

Sampai, dalam bulan November, saya ditemui Ketua AKD Kab Gresik beserta beberapa jajarannya. Isinya, beritahu akan demo menuntut beberapa hal. Salah satunya soal kenaikan ADD. 

Tapi, ketika hal itu diutarakan langsung Ketua AKD ke Ketua DPRD. Alih-alih jadi demo, dengan santainya Gus Yani justru mempersilahkan ruang paripurna DPRD mengundang semua kades agar bisa bermusyawarah perihal apa aspirasinya. 

Dan, dua tuntutan yang diajukan AKD benar-benar dipenuhi Gus Yani. Pertama menaikkan ADD. Dari yang semula 10 persen menjadi 15 persen dari DAU. Kedua, mengenai Kali Lamong. 

Bentuk komitmen Kali Lamong. Gus Yani yang langsung menemui ketika ada demonstrasi APGS di depan kantor Pemkab (9/1). Bahkan, tuntutan agar Gus Yani berkenan datang ke Gresik selatan, menemui warga, diiyakannya. 

Sehari sebelumnya, Gus Yani terjun ke lapangan untuk mengunjungi lokasi banjir di Desa Iker-iker Geger dan Dungus. Ia membagikan sembako ke warga yang terdampak. 

Pada tanggal 24 Januari, bertempat di Balai Desa Munggugianti Benjeng, Gus Yani pun menghadiri undangan itu. Ia menemui dan mendengar aspirasi warga Gresik selatan mengenai Kali Lamong. 

Pun, ketika Gus Yani menghadiri rapat koordinasi dan sosialisasi Perpres No 80/2019 bersama Pemprov Jatim, yang di dalamnya membahas penyelesaian Kali Lamong, (9/1). Gus Yani menerus menyuarakannya, agar produk hukum itu tersosialisasi di masyarakat dengan harapan terawasi. 

Hingga, isu Kali Lamong menggelinding menjadi materi pansus. Meski akhirnya, yang disepakati adalah hak interpelasi. Gus Yani menerus, dalam kapasitasnya sebagai legislator, memperhatikan progres penuntasan banjir Kali Lamong. 

Gayung pun bersambut. Pada tanggal 17 Februari. Gus Yani diundang eksekutif dalam rapat koordinasi. Hasilnya, mulai tahun ini, pembangunan tanggul akan dimulai, terutama di titik-titik yang itu menjadi aset daerah. Selebihnya, akan melalui studi LARAP terlebih dahulu. 

Yang terbaru. Ketika Kali Lamong akhir-akhir ini meluap kembali. Gus Yani terjun langsung ke lapangan untuk meninjau beberapa titik yang terdampak banjir. Ia menyumbang seluruh gajinya bulan ini untuk dibagikan ke warga dalam bentuk sembako. 

Ketika diwawancara media, ia katakan. Benar, saat ini kita semua menghadapi bahaya pandemi Covid-19. Karena itu, semua tugas dan urusan tertunda. Salah satunya progres Kali Lamong. Namun, ia mendorong eksekutif, agar studi LARAP tetap dilanjutkan guna progres Kali Lamong tetap berjalan. Mengingat dampak banjir Kali Lamong. 

Singkatnya, sejak dipimpin Gus Yani, DPRD telah menemukan ruhnya sebagai rumah rakyat. Masih ingat demonstrasi menyoal Jasatama? 

Bersambung... 
__________
26 April 2020 

Penulis Staf Ketua DPRD Kab Gresik

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda